HPN Hajat Semua Media, Bupati Dinilai Diskriminatif
Kuningan,Patrolinews86.com- perayaan Hari Pers Nasional yang berlangsung di Medan Sumatra Utara pada tanggal 9 Pebruari 2023 sangat menarik perhatian para awak media yang ada di wilayah hukum Kabupaten Kuningan. Pasalnya, pelaksanaan ini dihadiri Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH di dampingi Kepala DISKOMINFO DR Wahyu Hidayah Hidayah.,S.Hut.,M.Si yang hanya mengajak perwakilan saja dari salah satu lembaga Wartawan,yaitu Ketua PWI Kuningan untuk menghadiri undangan
perayaan Hari Pers Nasional di Medan Sumatra Utara.
Dengan hanya mengajak salah satu ketua Organisasi saja ,hal ini mengundang reaksi sumir dari rekan rekan awak media yang bernaung di berbagai organisasi wartawan.
“Di Kabupaten Kuningan ini bukan hanya PWI saja yang menaungi para awak media, tapi ada beberapa organisasi yang terakui keberadaanya.jadi sangat disayangkan kalo terjadi pilih kasih seperti ini, ” Ujar Yayat Rusdiwa selaku wartawan senior yang merupakan Koordinator Paguyuban Wartawan Independen Kuningan ( PWI K ). Pihaknya Mengatakan, Harusnya Bupati dalam hal ini Pemkab harus bisa merangkul semua element media yang ada di Kabupaten Kuningan,kalaupun harus di pilih sebagai wakil dari media, ya dipilihlah wartawan yg produktif,biar ada pemicu bagi yang lainnya untuk lebih semangat dalam berkarya.
Uu Mauludin Pemimpin Redaksi Koran Marka Kuningan mengatakan HPN itu bukan hanya milik PWI tapi semua Insan Pers yang ada dan bernaung di berbagai Organisasi wartawan punya hak yang sama dalam peringatan HPN ini.
“Saya rasa ini tidak adil, bukannya Bupati selalu bilang disaat ada jumpa pers, bahwa media ini aset pemkab Kuningan. Lantas sejauhmana keberpihakannya. Jangankan mensejahterakan, urusan kecil begini saja terjadi pilih kasih, ” Cetus nya.
Sebagian pihak juga bahkan ada yang mengkritik jalan jalan ke Medan anggaran dari mana ? Selesaikan dulu permasalahan gagal bayar baik TPG ,TPP dan pembayaran pada pihak ke tiga yang sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian. Jangan sampai kebijakan ini akan berdampak terhadap pencitraan kabupaten Kuningan yang terus mempertahankan penilaian WTP. dalam pemeriksaan para auditor.
Komentar lain juga disampaikan oleh Anggota PPWI Jawa barat bidang investigasi D.Setiawan menyampaikan bahwa sangat tidak elok Bupati Seperti itu yang bisa membeda bedakan organisasi wartawan yang ada di kuningan karena dampaknya tentu akan menjadi pertanyaan dan kecemburuan sosial bagi yang lain. Sementara pers atau media telah banyak memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa Indonesia begitu juga bagi kemajuan khususnya Kab.Kuningan, Karena masyarakat butuh sajian atau informasi yang terpercaya dan akurat dan itu tidak datang dari salah satu lembaga tetapi semua wartawan yang ada di kuningan bisa ikut mengajikan berbagai inpormasi yang ada di lapangan .Apalagi di era teknologi inpormasi sekarang ini dengan adanya media sosial , semua masyarakat saat ini bisa menjadi kantor berita masing masing .mereka bisa mengabarkan apa yang terjadi di sekelilingnya untuk disampaika melalui media sosial, bahka kadang kala medsos justru dijadikan alat untuk membunuh karakter orang dengan hinaan dan cacian tanpa ada batas dan kontrol. Untuk itu, penting sekali pers ( semua wartawan ) di HPN ini pers masih menjadi harapan bagi masyarakat untuk menyampaikan informasi yang benar dan akurat .”Banyak orang dipenjara karena menyampaikan informasi tidak benar di media sosial tanpa kontrol. Bahkan yang ada hanya cacian. Nah di sini lah pentingnya para insan pers sebagai alat kontrol untuk terus terdepan memberikan informasi yang benar terhadap masyarakat,” ucapnya.
Dirinya juga menyampaikan pemerintahan bagaimanapun juga membutuhkan kerjasama dengan insan pers untuk menyampaikan informasi tentang kuningan, untuk itu dirinya memohon rangkul lah semua insan pers yang ada di kuningan semua dan kalaupun wartawan kuningan terlalu banyak kan ada perwakilan organisasinya atau kepala bironya dari masing masing media agar semua merasa dihargai dan diaku oleh orang nomor satu di kuningan ini. Jangan sampai ada kesan terkotak kotak atau ada yang merasa dianak tirikan akibat mementingkan satu organisasi ,” ungkapnya.
(Yos)