Prodi Agribisnis Gelar PKM, Pemanfaatan Kulit Kakao Menjadi Briket Arang Untuk Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Tani Jong Dobo Desa Ian Tena Kabupaten Sikka.
PATROLINEWS86.COM _ SIKKA, NTT.
Fakultas Teknologi Pangan, Pertanian dan Perikanan Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Program Studi Agribisnis terus mengaplikasikan Tri Darma Perguruan Tinggi di masyarakat.
Program Studi Agribisnis Unipa melihat, sisa hasil pengolahan buah kakao yang biasanya tidak dimanfaatkan dan sering kali dibuang begitu saja.
Masalah utama dari limbah ini adalah volumenya yang besar, terutama di daerah penghasil kakao, yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Kulit kakao mengandung bahan organik yang sulit terurai secara alami, sehingga menumpuk dan dapat menjadi sumber polusi.
Pengelolaan yang tidak tepat, seperti pembakaran liar, juga berpotensi menambah emisi karbon ke atmosfer.
Namun, dengan inovasi yang tepat, limbah ini bisa diubah menjadi produk bernilai ekonomi seperti pupuk organik atau briket.
Desa Ian Tena, Kabupaten Sikka, menjadi sorotan dengan keberhasilan Kelompok Tani Jong Dobo dalam memanfaatkan limbah kulit kakao menjadi briket ramah lingkungan.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim pemenang Hibah PKM Pendanaan DRTPM Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kelompok tani ini telah dilatih untuk mengolah limbah kulit kakao, yang selama ini hanya dibuang, menjadi sumber energi alternatif berupa briket.
Pengolahan limbah kulit kakao menjadi briket ini dianggap sebagai solusi yang berkelanjutan, tidak hanya untuk mengurangi jumlah sampah organik, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat desa terkhusus kelompok tani jong Dobo yang beranggotankan 15 orang.
Limbah kulit kakao yang melimpah di desa tersebut kini bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang efisien dan terjangkau.
Salah satu anggota Kelompok Tani Jong Dobo, Doksia Daleko, menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya atas pelatihan ini.
“Selama ini kulit kakao hanya dibuang begitu saja, dan kami tidak pernah berpikir bisa dimanfaatkan.
Dengan pelatihan ini, kami bisa memproduksi briket yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bisa digunakan sendiri atau dijual,” katanya.
Proses pembuatan briket dimulai dari pengeringan kulit kakao, penghancuran menjadi serbuk halus, kemudian dicampur dengan bahan pengikat seperti tepung tapioka sebelum dicetak menjadi briket.
Proses ini melibatkan teknologi sederhana yang mudah diterapkan oleh para petani lokal.
Pengabdian masyarakat ini diharapkan bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Kabupaten Sikka yang juga memiliki potensi besar dalam pengolahan limbah pertanian.
Dengan inovasi ini, diharapkan para petani tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil produksi briket yang bisa dipasarkan.
Kepala Desa Ian Tena, Edison, juga mendukung penuh inisiatif ini.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan bimbingan dari tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Agribisnis Universitas Nusa Nipa yang di ketuai oleh Gabriel Otan Apelabi, S.T., M.T.
Ini adalah langkah penting bagi desa kami untuk berkembang secara berkelanjutan dan mandiri, serta memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara lebih bijaksana,” ujar Edison.
Ke depan, kelompok tani ini akan terus didampingi untuk meningkatkan kapasitas produksi briket serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait agar produk briket dari Desa Ian Tena bisa dipasarkan secara lebih luas, baik di tingkat lokal maupun regional.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana limbah pertanian, yang sering kali dianggap tidak berharga, bisa menjadi sumber daya yang bernilai tinggi dengan sedikit kreativitas dan kerja sama antar pihak.
SONIELA_ PATROLINEWS86.COM