UPAYA REVITALISASI ACARA ADAT RO’A MU’U PADA MASYARAKAT DESA KOJAWAIR KECAMATAN HEWOKOLOANG KABUPATEN SIKKA

- Penulis Berita

Senin, 13 Januari 2025 - 19:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UPAYA REVITALISASI ACARA ADAT RO’A MU’U PADA MASYARAKAT DESA KOJAWAIR KECAMATAN HEWOKOLOANG KABUPATEN SIKKA

1. Maria Ica Siming (20230202037)
2. Sefrilda Wanti (20230202022)
3. Elisabet Timu(20230202010)
Email:icasimin422@gmail.com, msefrildawanti@gmail.com, ehlyso773@gmail.com

ABSTRACT
Roa Mu’u is one of the types of traditional arts in the Sikka community in Sikka Regency, East Nusa Tenggara Province, which is threatened with extinction. The presence of Catholicism has also reduced the role of customs because people do not need to hold traditional weddings, but simply with a marriage blessing in the church. For this, the role of the local government and Catholic church administrators is needed.
The research problems in this paper are: (1) What efforts have been made by the local government to preserve the Roa Mu’u traditional event in the Kojawair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district?; (2) What is the role of the Catholic church in the customs and traditions of the Sikka community, including the preservation of the Roa Mu’u traditional event? The purpose of this paper is to find out the efforts made by the local government in preserving the Roa Mu’u traditional event, as well as to find out the efforts of the Catholic Church in assimilating with the customs and traditions of the Sikka community. The study results show that the Sikka Regency Government has revitalized the arts through facilities, festivals, and education in schools, but not through religious channels. In terms of the role of the church, based on the Vatican Council II, the Catholic church is not allowed to reject traditional wedding ceremonies in the Sikka community. In the tradition of the Sikka community, the submission of belts and the staging of the Roa Mu’u traditional event are symbols of respect for women. Therefore, the blessing of marriage in the Catholic church can be assimilated with traditional wedding ceremonies in the Sikka.
Keywords: Reality, traditional events, ro’a mu’u, Kocajwair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district

ABSTRAK
Roa Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah daerah dan pengurus gereja Katolik.
Permasalahan penelitian dalam tulisan ini adalah: (1) Upaya apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk melestarikan acara adat Roa Mu’u pada Masyarakat desa kojawair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka?; (2) Bagaimana peranan gereja Katolik terhadap adat dan tradisi masyarakat Sikka, termasuk pelestarian acara adat Roa Mu’u? Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam melestarikan acara adat Roa Mu’u, serta mengetahui upaya gereja Katolik dalam berasimilasidengan adat dan tradisi masyarakat SIkka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka telah melakukan revitalisasi kesenian melalui fasilitas, festival,s erta pendidikan di sekolah, tetapi belum melalui jalur agama. Dari sisi peranan gereja, berdasarkan Konsili Vatikan II, pihak gereja Katolik tidak diperkenankan menolak upacara pernikahan tradisional pada masyarakat Sikka. Adapun dalam tradisi masyarakat Sikka, penyerahan belis dan pementasan acara adat Roa Mu’u merupakan simbol untuk menghormati wanita. Oleh sebab itu, pemberkatan perkawinan di gereja Katolik dapat diasimilasikan dengan upacara perkawinan tradisional pada masyarakat SIkka.
Kata kunci: Revalitas,acara adat, ru’a mu’u, Masyarakat desa kocajwair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka

PENDAHULUAN
Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi dalam masyarakat Desa Koja Wair adalah tradisi Roa Muu. Tradisi ini memiliki nilai-nilai yang kaya dan berfungsi sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan serta norma sosial kepada generasi muda. Geertz (1973) menjelaskan bahwa tradisi memainkan peran penting dalam membangun identitas budaya dan norma-norma yang memandu perilaku masyarakat. Melalui tradisi, anak-anak belajar tentang pentingnya kerjasama, rasa hormat, dan tanggung jawab, yang merupakan komponen dasar dalam pembentukan karakter. Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.
Acara Adat ro’a mu’u di kabupaten sikka ini ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode Kualitatif merupakan metode yang berorientasi secara Ilmiah, proses pelaksaannya dilakukan dengan Instrumen Tes seperti Observasi, Wawancara, dan studi dokumetasi. Adapun sumber data yang digunakan adalah Data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Desa Kojawair kecamatan Hewokeloang kabupaten sikka , sejak tanggal 30 oktober sampai 4 November 2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan penelitian, Wawancara yaitu teknik pengambilan data dengan cara komunikasi langsung dengan subjek peneliti yaitu; kepala adat dan Tokoh masyarakat, sedangkan dokumentasi yaitu teknik mengambil gambar secara langsung dalam proses penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya revitalisasi Acara adat Ro’a mu’u
Revitalisasi
Revitalisasi merupakan konsep yang mencakup serangkaian strategi untuk menghidupkan kembali atau memperbarui sesuatu yang telah mati atau terpinggirkan.
Dalam konteks pengembangan kota dan perkotaan, revitalisasi tak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga melibatkan transformasi secara holistik yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan psikologis.
Menurut penjelasan yang terdapat dalam jurnal “Urban Design and Planning”, revitalisasi bukan semata tentang perbaikan infrastruktur, tetapi tentang menciptakan ruang bermakna bagi masyarakatnya.
Sumber tersebut juga menekankan bahwa revitalisasi melibatkan penyegaran yang lebih dalam, menghidupkan kembali keterlibatan sosial dan kehidupan komunitas. Berikut beberapa tujuan dan manfaatvdari revitalisasi:
Peningkatan Kualitas Hidup
Salah satu tujuan utama dari revitalisasi adalah meningkatkan kualitas hidup penduduk di suatu wilayah. Revitalisasi dapat melibatkan pembangunan kembali area publik, taman, ruang terbuka hijau, atau fasilitas umum lainnya yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Pengembangan ekonomi
Melalui revitalisasi, upaya untuk menghidupkan kembali area yang terpinggirkan dapat menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Revitalisasi yang sukses dinilai dapat menarik investasi baru, memunculkan peluang bisnis, dan meningkatkan daya tarik wilayah tersebut bagi para investor.
Pemulihan warisan kultural
Revitalisasi juga bertujuan untuk memperbaiki atau memulihkan warisan budaya dan sejarah suatu tempat.
Dalam artikel dari “The International Journal of Heritage Studies”, disebutkan bahwa revitalisasi yang mempertahankan aspek-aspek bersejarah suatu kawasan mampu memperkaya identitas budaya dan sekaligus memberikan pelajaran tentang sejarah bagi generasi masa depan.
Pengembangan Komunitas yang Kuat
Proses revitalisasi yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal sering kali menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara penduduk setempat.
Menurut artikel dalam “Community Development Journal”, revitalisasi yang melibatkan partisipasi aktif dari warga lokal mampu menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap lingkungan mereka.
Peningkatan Nilai Properti
Dalam buku Urban Revitalization: Remaking Cities in a Changing World” yang ditulis Carl Grodach and Renia Ehrenfeucht, disebutkan bahwa revitalisasi yang berhasil sering kali diikuti peningkatan nilai properti di daerah yang direvitalisasi. Hal ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi pemilik properti di wilayah tersebut.
Penciptaan Lingkungan yang Berkelanjutan
Revitalisasi sering kali memasukkan konsep-konsep keberlanjutan dalam perencanaannya. Melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengembangan area yang hijau, dan pendekatan yang berkelanjutan, revitalisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang secara ekologis.

Ro’a mu’u
Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat yakni acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka. Jadi sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

 

KESIMPULAN
Secara garis besar budaya adalah suatu konsep yang membangkit minat dan berkenan dengan cara manusia hidup, belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budanya. Salah satu suku budaya Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. salah satunya upacara adat. Sikka adalah di sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1977). *Social Learning Theory*. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Geertz, C. (1973). *The Interpretation of Cultures: Selected Essays*. New York: Basic Books.

Hasanah, N. (2021). “Pengaruh Tradisi Lokal terhadap Pembentukan Karakter Anak di Masyarakat.” *Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan*, 6(3), 215-230.

Lickona, T. (1991). *Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility*. New York: Bantam Books.

Nawawi, H. (2018). “Peran Tradisi dalam Pendidikan Karakter Anak: Studi Kasus di Desa X.” *Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora*, 5(1), 45-58.

Rahman, A. (2019). “Tradisi Roa Muu sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak.” *Jurnal Kearifan Lokal*, 4(2), 101-114.

Sari, D. (2020). “Pembelajaran Melalui Tradisi: Analisis Kegiatan Roa Muu dalam Masyarakat Koja Wair.” *Jurnal Pendidikan Tradisional*, 3(1), 75-90.

Hofstede, G. (2001). *Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations*. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

UPAYA REVITALISASI ACARA ADAT RO’A MU’U PADA MASYARAKAT DESA KOJAWAIR KECAMATAN HEWOKOLOANG KABUPATEN SIKKA

1. Maria Ica Siming (20230202037)
2. Sefrilda Wanti (20230202022)
3. Elisabet Timu(20230202010)
Email:icasimin422@gmail.com, msefrildawanti@gmail.com, ehlyso773@gmail.com

ABSTRACT
Roa Mu’u is one of the types of traditional arts in the Sikka community in Sikka Regency, East Nusa Tenggara Province, which is threatened with extinction. The presence of Catholicism has also reduced the role of customs because people do not need to hold traditional weddings, but simply with a marriage blessing in the church. For this, the role of the local government and Catholic church administrators is needed.
The research problems in this paper are: (1) What efforts have been made by the local government to preserve the Roa Mu’u traditional event in the Kojawair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district?; (2) What is the role of the Catholic church in the customs and traditions of the Sikka community, including the preservation of the Roa Mu’u traditional event? The purpose of this paper is to find out the efforts made by the local government in preserving the Roa Mu’u traditional event, as well as to find out the efforts of the Catholic Church in assimilating with the customs and traditions of the Sikka community. The study results show that the Sikka Regency Government has revitalized the arts through facilities, festivals, and education in schools, but not through religious channels. In terms of the role of the church, based on the Vatican Council II, the Catholic church is not allowed to reject traditional wedding ceremonies in the Sikka community. In the tradition of the Sikka community, the submission of belts and the staging of the Roa Mu’u traditional event are symbols of respect for women. Therefore, the blessing of marriage in the Catholic church can be assimilated with traditional wedding ceremonies in the Sikka.
Keywords: Reality, traditional events, ro’a mu’u, Kocajwair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district

ABSTRAK
Roa Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah daerah dan pengurus gereja Katolik.
Permasalahan penelitian dalam tulisan ini adalah: (1) Upaya apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk melestarikan acara adat Roa Mu’u pada Masyarakat desa kojawair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka?; (2) Bagaimana peranan gereja Katolik terhadap adat dan tradisi masyarakat Sikka, termasuk pelestarian acara adat Roa Mu’u? Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam melestarikan acara adat Roa Mu’u, serta mengetahui upaya gereja Katolik dalam berasimilasidengan adat dan tradisi masyarakat SIkka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka telah melakukan revitalisasi kesenian melalui fasilitas, festival,s erta pendidikan di sekolah, tetapi belum melalui jalur agama. Dari sisi peranan gereja, berdasarkan Konsili Vatikan II, pihak gereja Katolik tidak diperkenankan menolak upacara pernikahan tradisional pada masyarakat Sikka. Adapun dalam tradisi masyarakat Sikka, penyerahan belis dan pementasan acara adat Roa Mu’u merupakan simbol untuk menghormati wanita. Oleh sebab itu, pemberkatan perkawinan di gereja Katolik dapat diasimilasikan dengan upacara perkawinan tradisional pada masyarakat SIkka.
Kata kunci: Revalitas,acara adat, ru’a mu’u, Masyarakat desa kocajwair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka

PENDAHULUAN
Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi dalam masyarakat Desa Koja Wair adalah tradisi Roa Muu. Tradisi ini memiliki nilai-nilai yang kaya dan berfungsi sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan serta norma sosial kepada generasi muda. Geertz (1973) menjelaskan bahwa tradisi memainkan peran penting dalam membangun identitas budaya dan norma-norma yang memandu perilaku masyarakat. Melalui tradisi, anak-anak belajar tentang pentingnya kerjasama, rasa hormat, dan tanggung jawab, yang merupakan komponen dasar dalam pembentukan karakter. Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.
Acara Adat ro’a mu’u di kabupaten sikka ini ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode Kualitatif merupakan metode yang berorientasi secara Ilmiah, proses pelaksaannya dilakukan dengan Instrumen Tes seperti Observasi, Wawancara, dan studi dokumetasi. Adapun sumber data yang digunakan adalah Data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Desa Kojawair kecamatan Hewokeloang kabupaten sikka , sejak tanggal 30 oktober sampai 4 November 2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan penelitian, Wawancara yaitu teknik pengambilan data dengan cara komunikasi langsung dengan subjek peneliti yaitu; kepala adat dan Tokoh masyarakat, sedangkan dokumentasi yaitu teknik mengambil gambar secara langsung dalam proses penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya revitalisasi Acara adat Ro’a mu’u
Revitalisasi
Revitalisasi merupakan konsep yang mencakup serangkaian strategi untuk menghidupkan kembali atau memperbarui sesuatu yang telah mati atau terpinggirkan.
Dalam konteks pengembangan kota dan perkotaan, revitalisasi tak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga melibatkan transformasi secara holistik yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan psikologis.
Menurut penjelasan yang terdapat dalam jurnal “Urban Design and Planning”, revitalisasi bukan semata tentang perbaikan infrastruktur, tetapi tentang menciptakan ruang bermakna bagi masyarakatnya.
Sumber tersebut juga menekankan bahwa revitalisasi melibatkan penyegaran yang lebih dalam, menghidupkan kembali keterlibatan sosial dan kehidupan komunitas. Berikut beberapa tujuan dan manfaatvdari revitalisasi:
Peningkatan Kualitas Hidup
Salah satu tujuan utama dari revitalisasi adalah meningkatkan kualitas hidup penduduk di suatu wilayah. Revitalisasi dapat melibatkan pembangunan kembali area publik, taman, ruang terbuka hijau, atau fasilitas umum lainnya yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Pengembangan ekonomi
Melalui revitalisasi, upaya untuk menghidupkan kembali area yang terpinggirkan dapat menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Revitalisasi yang sukses dinilai dapat menarik investasi baru, memunculkan peluang bisnis, dan meningkatkan daya tarik wilayah tersebut bagi para investor.
Pemulihan warisan kultural
Revitalisasi juga bertujuan untuk memperbaiki atau memulihkan warisan budaya dan sejarah suatu tempat.
Dalam artikel dari “The International Journal of Heritage Studies”, disebutkan bahwa revitalisasi yang mempertahankan aspek-aspek bersejarah suatu kawasan mampu memperkaya identitas budaya dan sekaligus memberikan pelajaran tentang sejarah bagi generasi masa depan.
Pengembangan Komunitas yang Kuat
Proses revitalisasi yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal sering kali menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara penduduk setempat.
Menurut artikel dalam “Community Development Journal”, revitalisasi yang melibatkan partisipasi aktif dari warga lokal mampu menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap lingkungan mereka.
Peningkatan Nilai Properti
Dalam buku Urban Revitalization: Remaking Cities in a Changing World” yang ditulis Carl Grodach and Renia Ehrenfeucht, disebutkan bahwa revitalisasi yang berhasil sering kali diikuti peningkatan nilai properti di daerah yang direvitalisasi. Hal ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi pemilik properti di wilayah tersebut.
Penciptaan Lingkungan yang Berkelanjutan
Revitalisasi sering kali memasukkan konsep-konsep keberlanjutan dalam perencanaannya. Melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengembangan area yang hijau, dan pendekatan yang berkelanjutan, revitalisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang secara ekologis.

Ro’a mu’u
Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat yakni acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka. Jadi sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

 

KESIMPULAN
Secara garis besar budaya adalah suatu konsep yang membangkit minat dan berkenan dengan cara manusia hidup, belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budanya. Salah satu suku budaya Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. salah satunya upacara adat. Sikka adalah di sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1977). *Social Learning Theory*. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Geertz, C. (1973). *The Interpretation of Cultures: Selected Essays*. New York: Basic Books.

Hasanah, N. (2021). “Pengaruh Tradisi Lokal terhadap Pembentukan Karakter Anak di Masyarakat.” *Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan*, 6(3), 215-230.

Lickona, T. (1991). *Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility*. New York: Bantam Books.

Nawawi, H. (2018). “Peran Tradisi dalam Pendidikan Karakter Anak: Studi Kasus di Desa X.” *Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora*, 5(1), 45-58.

Rahman, A. (2019). “Tradisi Roa Muu sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak.” *Jurnal Kearifan Lokal*, 4(2), 101-114.

Sari, D. (2020). “Pembelajaran Melalui Tradisi: Analisis Kegiatan Roa Muu dalam Masyarakat Koja Wair.” *Jurnal Pendidikan Tradisional*, 3(1), 75-90.

Hofstede, G. (2001). *Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations*. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.UPAYA REVITALISASI ACARA ADAT RO’A MU’U PADA MASYARAKAT DESA KOJAWAIR KECAMATAN HEWOKOLOANG KABUPATEN SIKKA

 

1. Maria Ica Siming (20230202037)

2. Sefrilda Wanti (20230202022)

3. Elisabet Timu(20230202010)

Email:icasimin422@gmail.com, msefrildawanti@gmail.com, ehlyso773@gmail.com

 

ABSTRACT

Roa Mu’u is one of the types of traditional arts in the Sikka community in Sikka Regency, East Nusa Tenggara Province, which is threatened with extinction. The presence of Catholicism has also reduced the role of customs because people do not need to hold traditional weddings, but simply with a marriage blessing in the church. For this, the role of the local government and Catholic church administrators is needed.

The research problems in this paper are: (1) What efforts have been made by the local government to preserve the Roa Mu’u traditional event in the Kojawair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district?; (2) What is the role of the Catholic church in the customs and traditions of the Sikka community, including the preservation of the Roa Mu’u traditional event? The purpose of this paper is to find out the efforts made by the local government in preserving the Roa Mu’u traditional event, as well as to find out the efforts of the Catholic Church in assimilating with the customs and traditions of the Sikka community. The study results show that the Sikka Regency Government has revitalized the arts through facilities, festivals, and education in schools, but not through religious channels. In terms of the role of the church, based on the Vatican Council II, the Catholic church is not allowed to reject traditional wedding ceremonies in the Sikka community. In the tradition of the Sikka community, the submission of belts and the staging of the Roa Mu’u traditional event are symbols of respect for women. Therefore, the blessing of marriage in the Catholic church can be assimilated with traditional wedding ceremonies in the Sikka.

Keywords: Reality, traditional events, ro’a mu’u, Kocajwair village community, Hewokeloang sub-district, Sikka district

 

 

ABSTRAK

Roa Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah daerah dan pengurus gereja Katolik.

Permasalahan penelitian dalam tulisan ini adalah: (1) Upaya apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk melestarikan acara adat Roa Mu’u pada Masyarakat desa kojawair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka?; (2) Bagaimana peranan gereja Katolik terhadap adat dan tradisi masyarakat Sikka, termasuk pelestarian acara adat Roa Mu’u? Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam melestarikan acara adat Roa Mu’u, serta mengetahui upaya gereja Katolik dalam berasimilasidengan adat dan tradisi masyarakat SIkka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka telah melakukan revitalisasi kesenian melalui fasilitas, festival,s erta pendidikan di sekolah, tetapi belum melalui jalur agama. Dari sisi peranan gereja, berdasarkan Konsili Vatikan II, pihak gereja Katolik tidak diperkenankan menolak upacara pernikahan tradisional pada masyarakat Sikka. Adapun dalam tradisi masyarakat Sikka, penyerahan belis dan pementasan acara adat Roa Mu’u merupakan simbol untuk menghormati wanita. Oleh sebab itu, pemberkatan perkawinan di gereja Katolik dapat diasimilasikan dengan upacara perkawinan tradisional pada masyarakat SIkka.

Kata kunci: Revalitas,acara adat, ru’a mu’u, Masyarakat desa kocajwair kecamatan hewokeloang kabupaten sikka

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi dalam masyarakat Desa Koja Wair adalah tradisi Roa Muu. Tradisi ini memiliki nilai-nilai yang kaya dan berfungsi sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan serta norma sosial kepada generasi muda. Geertz (1973) menjelaskan bahwa tradisi memainkan peran penting dalam membangun identitas budaya dan norma-norma yang memandu perilaku masyarakat. Melalui tradisi, anak-anak belajar tentang pentingnya kerjasama, rasa hormat, dan tanggung jawab, yang merupakan komponen dasar dalam pembentukan karakter. Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.

Acara Adat ro’a mu’u di kabupaten sikka ini ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

 

 

METODE PENELITIAN

 

Metode penelitian Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode Kualitatif merupakan metode yang berorientasi secara Ilmiah, proses pelaksaannya dilakukan dengan Instrumen Tes seperti Observasi, Wawancara, dan studi dokumetasi. Adapun sumber data yang digunakan adalah Data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Desa Kojawair kecamatan Hewokeloang kabupaten sikka , sejak tanggal 30 oktober sampai 4 November 2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan penelitian, Wawancara yaitu teknik pengambilan data dengan cara komunikasi langsung dengan subjek peneliti yaitu; kepala adat dan Tokoh masyarakat, sedangkan dokumentasi yaitu teknik mengambil gambar secara langsung dalam proses penelitian.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Upaya revitalisasi Acara adat Ro’a mu’u

Revitalisasi

Revitalisasi merupakan konsep yang mencakup serangkaian strategi untuk menghidupkan kembali atau memperbarui sesuatu yang telah mati atau terpinggirkan.

Dalam konteks pengembangan kota dan perkotaan, revitalisasi tak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga melibatkan transformasi secara holistik yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan psikologis.

Menurut penjelasan yang terdapat dalam jurnal “Urban Design and Planning”, revitalisasi bukan semata tentang perbaikan infrastruktur, tetapi tentang menciptakan ruang bermakna bagi masyarakatnya.

Sumber tersebut juga menekankan bahwa revitalisasi melibatkan penyegaran yang lebih dalam, menghidupkan kembali keterlibatan sosial dan kehidupan komunitas. Berikut beberapa tujuan dan manfaatvdari revitalisasi:

Peningkatan Kualitas Hidup

Salah satu tujuan utama dari revitalisasi adalah meningkatkan kualitas hidup penduduk di suatu wilayah. Revitalisasi dapat melibatkan pembangunan kembali area publik, taman, ruang terbuka hijau, atau fasilitas umum lainnya yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Pengembangan ekonomi

Melalui revitalisasi, upaya untuk menghidupkan kembali area yang terpinggirkan dapat menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

Revitalisasi yang sukses dinilai dapat menarik investasi baru, memunculkan peluang bisnis, dan meningkatkan daya tarik wilayah tersebut bagi para investor.

Pemulihan warisan kultural

Revitalisasi juga bertujuan untuk memperbaiki atau memulihkan warisan budaya dan sejarah suatu tempat.

Dalam artikel dari “The International Journal of Heritage Studies”, disebutkan bahwa revitalisasi yang mempertahankan aspek-aspek bersejarah suatu kawasan mampu memperkaya identitas budaya dan sekaligus memberikan pelajaran tentang sejarah bagi generasi masa depan.

Pengembangan Komunitas yang Kuat

Proses revitalisasi yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal sering kali menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara penduduk setempat.

Menurut artikel dalam “Community Development Journal”, revitalisasi yang melibatkan partisipasi aktif dari warga lokal mampu menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap lingkungan mereka.

Peningkatan Nilai Properti

Dalam buku Urban Revitalization: Remaking Cities in a Changing World” yang ditulis Carl Grodach and Renia Ehrenfeucht, disebutkan bahwa revitalisasi yang berhasil sering kali diikuti peningkatan nilai properti di daerah yang direvitalisasi. Hal ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi pemilik properti di wilayah tersebut.

Penciptaan Lingkungan yang Berkelanjutan

Revitalisasi sering kali memasukkan konsep-konsep keberlanjutan dalam perencanaannya. Melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengembangan area yang hijau, dan pendekatan yang berkelanjutan, revitalisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang secara ekologis.

 

 

Ro’a mu’u

Sikka adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat yakni acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka. Jadi sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. ada juga tradisi kesenian yaitu tarian ro’a mu’u. tarian ro’a mu’u adalah sebuah tarian tradisonal yang melambangkan tentang keagungan atau kesucian sebuah perkawinan. Oleh Masyarakat adat, perkawinan di anggap sesuatu yang suci atau sacral sehingga harus melalui peroses tahapan demi tahapan. Tahapan yang terakhir adalah pemotongan pisang hilas yang ditanam di depan rumah pengantin permpuan. Ini simbol dari restu atau persetujuan dari kedua keluaraga besar. Dalam tarian potong tarian hias (ro’a mu’u) biasanya di atas pohon pisang di gantungkan kain tenun tradisonal yang memiliki motif khusus. Motif yang mengandung simbol kesuburan permpuan. Kain tenun ini disiapkan oleh keluarga bihak Wanita, dan pihak laki-laki akan membawah atau menyiapkan uang, kuda atau gading. Mengapa potong pisang hias dan mengapa harus di gantung kain adat khususnya. Ini merupakan sebuah doa dan harapan agar kedua pasangan ini subur dan juga selalu langgeng dalam rumah tangga. Motif kain tenun ini mengandung simbol atau makna kesuburan permupuan. Jadi juga merupakan sebuah doa dan harapan agar mereka memiliki keturunan ada syair adat yang menggambarkan tentang kesucian sebuah upacara perkawinan. Kain tenun ikat sikka itu memiliki beberapa keunggulan: pertama, adalah ini merupakan sebuah seni dan budaya teradisonal yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang Kedua, menenun kain ikat sikka sebagaian besar di kerjakan oleh kaum perempuan maka dengan mengembangkan ini secara tidak lamgsung akan ekonomi kaum Perempuan (gener). Yang ketiga, adalah kain tenun ikat sikka itu berwawasan lingngkungan dengan menggunakan pewarna alam, limbah tidak berbahaya, dan jadi produk unggalan Indonesia yang eco dan zero waste, yang keempat, adalah pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Tenun ikat sikka khususnya tenun yang kita jumpai di kelompok akasia memiliki dua keunggulan: yang pertama, Upaya pelestarian seni dan budaya tradisonal yang mengusung morof-motif tradisonal. Lebih di proritaskan kepada upacara-upacara adat atau keagamaan bagi Masyarakat lokal. Dimana motifnya mengandung makna atau nilai filosofi. Yang kedua, adalah produk unggulan akasia botang adalah kontenporer. Itu di ciptakan atau di buat khusus untuk design home decoration, fashion, juga kebutuhan-kebutuhan lain sehingga Masyarakat luar itu bisa memakainya menjadi produk kebanggan mereka juga.

 

KESIMPULAN

Secara garis besar budaya adalah suatu konsep yang membangkit minat dan berkenan dengan cara manusia hidup, belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budanya. Salah satu suku budaya Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. salah satunya upacara adat. Sikka adalah di sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia , di pulau Flores yang memiliki Acara adat ro’a mu’u pada Masyarakat Desa kojawair Kecamatan hewokeloang kabupaten sikka Ro’a Mu’u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja.. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta ro’a mu’u seolah kalah eksistensinya dengan zaman moderan pada remaja saat ini.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bandura, A. (1977). *Social Learning Theory*. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Geertz, C. (1973). *The Interpretation of Cultures: Selected Essays*. New York: Basic Books.

 

Hasanah, N. (2021). “Pengaruh Tradisi Lokal terhadap Pembentukan Karakter Anak di Masyarakat.” *Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan*, 6(3), 215-230.

 

Lickona, T. (1991). *Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility*. New York: Bantam Books.

 

Nawawi, H. (2018). “Peran Tradisi dalam Pendidikan Karakter Anak: Studi Kasus di Desa X.” *Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora*, 5(1), 45-58.

 

Rahman, A. (2019). “Tradisi Roa Muu sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak.” *Jurnal Kearifan Lokal*, 4(2), 101-114.

 

Sari, D. (2020). “Pembelajaran Melalui Tradisi: Analisis Kegiatan Roa Muu dalam Masyarakat Koja Wair.” *Jurnal Pendidikan Tradisional*, 3(1), 75-90.

 

Hofstede, G. (2001). *Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations*. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.

Berita Terkait

*Pemdes Gunung Hejo Gelar Pringatan Isra Miraj 1446-Hijriyah*
Melalui Program Jumat Berkah, Satlantas Polres Pekalongan Berbagi kepada Warga Kurang Mampu
TNI-POLRI Yaikni Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Kasi Trantib Bersama Ormas Juga Masyarakat
Penahanan Ijazah Masih Marak, GRIB Jaya Demo Kantor Bupati Bogor
Pembersihan Eceng Gondok di Waduk Darma.Bupati Kuningan terpilih H Dian Rahmat Yanuar Turun tangan
Mabes polri buka seleksi calon anggota baru selama 9 Buka pendaftaran polri capai 35.821.
Puskesmas Darangdan Layani Pasien Tidak Bawa Kartu BPJS Kesehatan Berobat Gratis Dengan Hanya Menunjukkan KTP*
Satlantas Polres Pekalongan Bersama Tim Gabungan Laksanakan Ramp Check dan pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi Bus
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 12 Januari 2025 - 19:49 WIB

Kata Usra Hendra Harahap Mantan Kedubes Indonesia Untuk Indonesia, Soal Polemik Kepulangannya ke Tanah Air.

Minggu, 12 Januari 2025 - 05:50 WIB

*Warga Jepang Terindikasi Lakukan Praktek Jugun Ianfu dan Telantarkan Keluarga di Indonesia, Ketum PPWI Surati Kedubes Jepang*

Kamis, 2 Januari 2025 - 16:30 WIB

Ucapan Tahun Baru serta Harapan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Kuda Putih di tahun baru 2025 terhadap Masyarakatnya.

Kamis, 2 Januari 2025 - 08:05 WIB

*Enough is Enough: Dismissal of Indonesian Police Chiefs Demanded*

Selasa, 17 Desember 2024 - 18:01 WIB

*Laporan UNESCO tentang Kondisi Pekerja Media Ditolak, Kedubes Rusia Sampaikan Apresiasi ke PPWI*

Selasa, 10 Desember 2024 - 22:21 WIB

Brigadir tiara nissa zulbidah jadi delegasi polri pada Fpu perfomance workshop di china.

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:10 WIB

Islam sebagai Peradaban Universal: Pelajaran dari Kritik PM Malaysia terhadap Gus Miftah

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:03 WIB

PPWI Nasional Lakukan Courtesy Visit ke Kedutaan Besar Kuwait

Berita Terbaru

HUKUM

Razman dan Hukum Amburadul Indonesia*

Sabtu, 15 Feb 2025 - 08:12 WIB

LINTAS DAERAH

*Pemdes Gunung Hejo Gelar Pringatan Isra Miraj 1446-Hijriyah*

Sabtu, 15 Feb 2025 - 07:36 WIB