Kisah Sedih, Seorang Anak Sebatang Kara Di Kampung Paundoa Berani Naik Pohon Aren Untuk Produksi Moke Demi Biaya Pendidikannya.

- Penulis Berita

Kamis, 15 Agustus 2024 - 19:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kisah Sedih, Seorang Anak Sebatang Kara Di Kampung Paundoa Berani Naik Pohon Aren Untuk Produksi Moke Demi Biaya Pendidikannya.

PATROLINEWS86.COM – MANGGARAI TIMUR, NTT.
Kisah sedih, Ignasius Torres Nance sudah hidup sebatang kara sejak usia 12 tahun.

Hal ini membuat anak asal Kampung Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ini harus bekerja untuk hidup.

Sedangkan teman-teman seusianya masih bebas bermain, Torres sudah melakoni kehidupan layaknya orang dewasa.
Ia setiap hari sudah rutin bekerja.
Torres mengiris pohon aren untuk memproduksi air moke atau tuak yang akan dijual demi biaya pendidikannya di Sekolah Dasar Katolik Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT.

Saya belajar mengiris pohon aren atau enau untuk memproduksi air moke atau biasa disebut tuak dari paman saya, Bapak Gregorius Soi saat saya masih kelas IV, ceritanya.

Awalnya, saya mengikuti paman ke kebun dan melihat cara paman mengiris pohon aren atau enau untuk memproduksi tuak.

Kemudian saya berani memanjat pohon aren atau enau dengan tinggi berkisar 15-20 meter.
Memang, paman yang membuat tangga dari bambu yang mengapit pohon aren atau enau tersebut, ucapnya setelah ia pulang dari sekolahnya kepada wartawan PATROLINEWS86.COM : Gregorius Cristison Bertholomeus, S.H.,M.H di rumahnya sang paman.

Torres lahir di Malaysia pada 2012, saat kedua orang tuanya merantau ke negeri jiran waktu itu.

Lalu, ia dan mamanya pulang ke Manggarai Timur pada tahun 2018.
Faktor kesehatan ibunya, Edeltrudis Ndese, membuat mereka kembali ke Manggarai Timur.

Sementara itu, sang ayahnya, Fandrodianus Nance, tetap merantau di Malaysia.

Lalu, pada tahun 2021, sang ibu meninggal dunia.
Saat saya dan mama kembali ke Manggarai Timur pada 2018, ayah tidak lagi memberi kabar, bahkan saat mama meninggal dunia, ayah tidak tahu, ucapnya dengan raut wajah yang penuh sedih.

Saat ini Torres duduk di kelas VI Sekolah Dasar.
Ia terlambat masuk sekolah pada tahun 2019.

Sejak kelas II SD, saya dan mama tinggal bersama paman di rumah paman saya ini di Paundoa.
Mama meninggal dunia di rumah paman karena sakit.

Sejak saat itu saya menjadi anak yatim piatu.
Selain itu, saya juga ada kakak yang saat ini tinggal dengan tanta di Kampung Tilir dan kakak saya sudah kelas II SMA, ceritanya sambil air matanya satu demi satu menetes.

Selama ini, lanjut Torres, paman Gregorius Soi yang membayar uang komite saya di sekolah dari kelas I-VI.

Tidak ingin terus membebani sang paman, Torres belajar mengiris pohon enau atau aren.
Dan saat ini ia sudah bisa melakoni pekerjaan tersebut dengan sendiri dan mandiri.

Saya mengiris pohon aren atau enau setelah pulang sekolah.
Saya mengiris pohon aren pada sore hari kecuali hari minggu saya mengiris pada pagi dan sore hari.

Selanjutnya, saya masak air moke atau tuak putih (tuak bakok) untuk memproduksi tuak bening atau menjadi minuman beralkohol untuk dijual.
Biasa orang Manggarai menyebut minuman beralkohol bakar menyala (BM), terangnya.

Ketika akan mengiris pohon aren, Torres harus berjalan kaki dengan jarak tempuh 9-10 kilometer dari tempat tinggalnya.

Jarak itu ia tempuh dari rumah paman di daerah lembah dari Kampung Paundoa menuju ke areal perkebunan Wolosambi.

Seusai pulang sekolah, saya makan siang terlebih dahulu, kemudian saya jalan kaki.
Kadang-kadang berjalan kaki tanpa sandal sudah terbiasa bagi saya.

Kadang-kadang memakai sandal jepit.

Sudah hampir dua tahun ini saya lakukan aktivitas mengiris pohon enau, ceritanya.

Sebagai anak yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua, Torres mengakui kadang menangis ketika mengingat mamanya.

Saya selalu ingat MAMA.
Kadang-kadang saya menangis mengenang mama.

Sementara ayah saya tidak lagi memberi kabar saat kami sudah berada di Manggarai Timur sejak 2018 lalu, ucapnya sambil berlinang air mata.

Meski demikian, hidup harus terus berjalan.
Torrres tidak ingin terpuruk dalam situasi tersebut sehingga dia rela melakoni pekerjaan layaknya orang dewasa.

Saat hari Senin (12/08/2024), awak media PATROLINEWS86.COM mengikuti langkah Torres menuju tempatnya ia bekerja untuk melihat secara langsung lokasi pohon aren dan cara Torres memanjat pohon aren menggunakan tangga bambu.
Perjalanan melintasi pematang sawah lalu menyeberang dua kali kecil.
Lokasi pohon aren berada di kaki sebuah tebing di areal persawahan Wolosambi yang medannya cukup berat dan banyak tantangan.

Torres sangat mahir melakoni pekerjaan ini mulai dari memanjat hingga mengiris pohon aren, kemudian mengambil air moke putih yang tergantung di batang pohon aren.

Sekitar pukul 15.00 Wita, PATROLINEWS86.COM, Bung Gelson dan Torres kembali ke Kampung Paundoa.

Beginilah kegiatan saya setelah pulang sekolah.
Saya juga bisa masak atau menyuling air moke putih menjadi minuman beralkohol bening.
Paman yang membantu jual kepada warga di sekitar kampung dan uangnya ditampung untuk biaya uang sekolahnya, ucapnya.
sambil di rumah pamannya ia memeluk pamannya yang seperti orang tuanya sendiri, dan mengucapkan banyak Terima Kasih untuk pamannya yang sudah banyak membantu dia, sehingga Torres juga dapat menempuh pendidikan seperti sahabat-sahabatnya yang lainnya.

GELSON _ PATROLINEWS86.COM

 

 

Berita Terkait

Keindahan Dalam Jujur
14 Tim Bertarung, Melon TC Kuningan Unggul di Bupati Cup X
Kafe Inpekma Hadir Di Maumere, Mengajak Pengunjung Nikmati Suasana Alam Indah dan Kuliner Yang Spesial.
Polda Jateng Siapkan Tujuh Kantong Parkir Bus untuk Dukung Kelancaran Kunker Presiden R.I Di Klaten
*250 Ribu Peserta Ngosrek Akan Pecahkan Rekor MURI Pada Hari Jadi Purwakarta 2025*
BUMDes Jangan Sampai Jadi ajang Bancakan Para Oknum
Ponpes Assafeiyah Gelar Haul Ke-7 KH. Sehabudin Hariri (Abah Cikeris) Dan Reuni Alumni Ke-38*
Kebijakan Strategis dan Pengawasan yang Optimal Kepala Desa Untuk Kemajuan Bumdes

Berita Terkait

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:18 WIB

Pengenalan Pelatihan Pendidikan Nasional Dan Tujuannya

Jumat, 25 Juli 2025 - 08:35 WIB

Drs. SULKHIN, M.Pd Kepala SMA Negeri 1 Sliyeg,Terus Berkarya Guna Kemajuan Sekolah Lebih baik

Jumat, 25 Juli 2025 - 08:29 WIB

Aktivis Watch Relation Of Corruption Jabar Asep Apresiasi Kejari Kuningan Tangani Dugaan Korupsi Kuningan Caang

Jumat, 25 Juli 2025 - 06:39 WIB

Surat Legiman Tak Kunjung Direspon, Wilson Lalengke Desak Kakanwil HAM Sumut Dicopot*

Kamis, 24 Juli 2025 - 21:35 WIB

Kapolres Pimpin Gelar Operasional Bulanan dalam Rangka Anev Pelaksanaan Pembinaan dan Operasional

Kamis, 24 Juli 2025 - 14:57 WIB

Anggota Koramil 1903 Darangdan Gelar Korve Bersihkan Lingkungan Markas Koramil*

Kamis, 24 Juli 2025 - 07:25 WIB

Ketua Umum PPWI Siap Memenuhi Undangan Divpropam Polri Terkait Laporan Dugaan Pelanggaran Etik oleh Oknum Polisi Polda Sumsel*

Kamis, 24 Juli 2025 - 07:22 WIB

Kuningan punya Kajari baru, Kejati Jabar Tunjuk 13 Pejabat Baru, Dorong Penegakan Hukum Lebih Responsif, 

Berita Terbaru

Uncategorized

Pengenalan Pelatihan Pendidikan Nasional Dan Tujuannya

Jumat, 25 Jul 2025 - 10:18 WIB