Wilson Lalengke: “Jika Polisi Terbiasa Kriminalisasi Warga, Maka Negara Sedang Sakit”*

- Penulis Berita

Kamis, 24 April 2025 - 06:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

*Wilson Lalengke: “Jika Polisi Terbiasa Kriminalisasi Warga, Maka Negara Sedang Sakit”*

Jakarta – Viralnya video pengakuan Alex Papa Rico—yang menuding langsung Irjen Fadil Imran sebagai pelaku kriminalisasi terhadap anaknya, Rico Pujianto—menggugah perhatian banyak pihak. Salah satu yang angkat bicara secara tegas adalah Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., MA.

Wilson bukan tokoh baru dalam dunia aktivisme media warga dan pembelaan terhadap korban ketidakadilan. Lulusan program master di bidang Global Ethics dari University of Birmingham, Inggris ini dikenal sebagai figur lantang dalam mengkritik penyalahgunaan kekuasaan, terutama di tubuh institusi penegak hukum.

“Kalau rakyat kecil berani bicara dan menyebut nama jenderal polisi di ruang publik, itu bukan hal sepele. Itu jeritan dari hati terdalam, dan negara wajib menyikapinya dengan serius, bukan dengan pembenaran atau pembungkaman,” ujar Wilson saat diwawancarai, Rabu (23/4/2025).

Menurutnya, testimoni Alex, meski disampaikan melalui kanal YouTube, tetap merupakan bentuk pengaduan publik yang sah dan patut disikapi secara institusional. “Yang disampaikan dalam video itu bukan gosip. Itu tuduhan langsung. Jika benar, ini skandal hukum. Jika tidak benar, negara wajib membuktikannya lewat proses yang adil, bukan intimidatif,” tegas alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.

*PPWI dan Perjuangan Melawan Kriminalisasi*

Sebagai Ketua Umum PPWI—organisasi yang membawahi ribuan pewarta warga di seluruh Indonesia dan di 25 negara sahabat—Wilson telah berkali-kali bersuara dalam kasus-kasus yang menimpa jurnalis independen dan aktivis sipil. Ia sendiri bahkan pernah merasakan langsung kerasnya tekanan dari aparat akibat kritiknya terhadap institusi negara.

“Kami sudah berkali-kali menghadapi kriminalisasi terhadap rakyat biasa. Polanya berulang: intimidasi, rekayasa hukum, dan pembungkaman media sosial. Jika sekarang yang dituding adalah perwira tinggi Polri, kita tidak boleh diam,” tegasnya lagi.

*Kritik Terbuka untuk Polri*

Dalam pernyataannya, Wilson juga menyoroti ketertutupan dan sikap defensif aparat dalam menghadapi kritik publik. Ia menilai, reformasi di tubuh kepolisian berjalan di tempat jika kasus-kasus seperti ini tak segera ditangani secara transparan.

“Jangan jadikan pangkat dan jabatan sebagai tameng. Yang dituduh dalam video itu bukan jenderal biasa. Ini Kabaharkam Polri. Jika tudingan ini tidak dibantah dengan bukti, maka kepercayaan publik bisa runtuh,” sebutnya mengingatkan Mabes Polri.

Ia juga mendesak Kompolnas, Komnas HAM, bahkan lembaga pengawas independen lain untuk turun langsung menelusuri kasus ini. Wilson menyatakan bahwa pihaknya siap membantu mengawal proses hukum dan memberi ruang bagi keluarga korban untuk bersuara.

“Ini bukan sekadar soal satu orang. Ini tentang keadilan. Kalau polisi terbiasa kriminalisasi rakyat tanpa proses yang adil, maka negara sedang sakit. Dan kalau negara sakit, maka kita semua terancam,” terang wartawan senior itu.

Wilson menutup pernyataannya dengan imbauan keras: “Buka mata, buka telinga. Jangan biarkan keadilan hanya menjadi hak mereka yang punya kuasa!” (TIM/Red)

_Referensi: VOC – Heb0h..!!! F4dil Imran P3njah4t…??? https://youtu.be/oVXCwqTVXTI_

Berita Terkait

Pembunuhan Pemilik Tiktok di Lampung Tengah Wajib Diusut Tuntas*
Pukul Pakai Helm Karena Cemburu Istrinya Bersama Pria Lain, Warga Karanganyar ini Diamankan Polres Pekalong
Sat Reskrim Polres Cirebon Kota Resmi Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Pelecehan Seksual Pasien Anak
7 Pria Dibekuk Satuan Reserse Narkoba Polres Pekalongan Kota 4 diantaranya sebagai Pengedar .
Satnarkoba Polres Subang ,Sigap Berantas Peredaran Obat Obatan Terlarang Jenis Tramadol
Diduga Salah Gunakan Wewenang Angkat Keluarga Jadi Pejabat, Sekda DKI Dilaporkan ke KPK
Polda Jateng Tangkap Tiga Pelaku Premanisme Berkedok Debt Collector di Slawi*
Di Desa  Cipinang  Majalengka  Program PTSL Dipungut  Rp.200 ribu dengan Alasan untuk ngopi. Benarkah..? 
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 17 Mei 2025 - 18:57 WIB

Polres Pekalongan dan Jajarannya Gelar Patroli, Antisipasi Premanisme

Jumat, 16 Mei 2025 - 07:01 WIB

Polres Pekalongan Gelar Silaturahmi yang Dikemas dalam Bentuk Nobar Sayap-Sayap Patah 2

Kamis, 15 Mei 2025 - 19:16 WIB

Tim Raga Polda Riau siap brantas premanisme

Kamis, 15 Mei 2025 - 17:43 WIB

Sampah lingkungan LP dibiarkan berbulan-bulan bau menyengat mencemari lingkungan warga sekitar

Kamis, 15 Mei 2025 - 09:24 WIB

Lawan Premanisme : Polres Pekalongan Gelorakan Lapor 110

Kamis, 15 Mei 2025 - 06:24 WIB

Jalan Raya Mangunreja-Sukaraja Tasikmalaya longsor 

Rabu, 14 Mei 2025 - 16:27 WIB

Kapolres Tasikmalaya Beri Penghargaan Kepada 52 Polisi Dan 7 Warga atas Peran Aktif Dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025.

Rabu, 14 Mei 2025 - 14:25 WIB

Kebakaran Hebat Hanguskan Sebuah Rumah di Garut, Diduga Akibat kotsleting Listrik!

Berita Terbaru

PEMERINTAH DAN PARLEMEN

Tahun 2026 Embarkasih Haji dan Umroh Akan Dibangun di Majalengka.

Minggu, 18 Mei 2025 - 18:29 WIB