ANGGARAN PEMELIHARAAN DIPERTANYAKAN, SEKOLAH NYARIS TIDAK TERAWAT
Kuningan-Patrolinews86.com
Lingkungan sekolah adalah keseluruhan aspek di sekitar siswa yang memengaruhi proses belajar dan perkembangan mereka, termasuk aspek fisik, sosial, dan emosional. Lingkungan ini meliputi ruang kelas, fasilitas, interaksi antar siswa, guru, dan staf, serta kebijakan sekolah. Salah satu syarat lingkungan sekolah sehat adalah adanya air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan. Selain itu, lingkungan sekolah juga harus bersih, indah, tertib, rindang, dan memiliki penghijauan yang memadai. Lingkungan sekolah sehat juga harus memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan toilet, memastikan sirkulasi udara yang baik, dan memiliki ruang terbuka hijau untuk memberikan kesegaran.
Namun tidak demikian dengan SD Negeri 17 Kuningan. Menurut penuturan salah seorang wali murid, yang dengan serius menyampaikan keluhannya melalui kami terkait kondisi lingkungan sekolah, menjelaskan bahwa sekolah yang menjadi tempat anaknya menempuh pendidikan saat ini dinilai kumuh, kotor, dan jauh dari kata sekolah sehat dan tertata.
“Sekolah anak saya yang selama ini dikenal sebagai salah satu SD favorit di Kabupaten Kuningan justru memperlihatkan performa fisik yang sangat berbeda dengan reputasinya.” Tutur wali murid tersebut.
Sebuah video singkat mengenai Kritik dan keluhan, terkait permasalahan kondisi SD Negeri 17 Kuningan yang direkam oleh salah satu wali murid ini pun telah sampai ke redaksi pada Selasa (6/5/2025). Dan saat ini telah ramai menjadi buah bibir di kalangan wali murid, masyarakat sekitar, para awak media dan beberapa dinas terkait. Dalam video tersebut, tampak sekali kondisi lingkungan sekolah yang sangat memprihatinkan, diantaranya : saluran air yang tersumbat oleh tumpukan sampah, halaman sekolah yang kotor, serta banyaknya genangan air dalam pot bunga yang sudah tidak terurus. Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri untuk para wali murid terkait risiko kesehatan bagi para siswa.
“Kami sungguh merasa kecewa melihat kondisi sekolah seperti ini. Anak-anak datang untuk belajar, tapi lingkungan sekolah justru tidak mendukung kesehatan dan kenyamanan mereka dalam belajar.” ujar salah satu wali murid.
Para wali murid mengkhawatirkan adanya genangan air dalam pot-pot bunga akan menjadi sarang jentik nyamuk. Jika hal tersebut tidak segera ditangani, kondisi tersebut akan berpotensi memicu penyebaran penyakit, terutama di musim pancaroba seperti saat ini. Dari hal tersebut, Para wali murid pun mempertanyakan sejauh mana dedikasi dan perhatian pihak sekolah dalam menjaga lingkungan sekolah.
Selain itu, kritik panas juga diarahkan pada kondisi toilet sekolah yang jauh dari kata layak. Selain bau yang menyengat dan lantai yang kotor, kerusakan pada fasilitas WC pun turut menjadi sorotan. Sejumlah pintu WC dilaporkan sudah rusak bahkan tidak bisa dikunci dengan baik. salah seorang wali murid pun pernah mengalami kejadian terkunci di WC karena mekanisme yang macet.
Bukan hanya itu, kondisi mebeler dalam sekolah juga dinilai sudah tidak tertata dan rusak seperti kursi patah, meja tua, dan peralatan lain yang sudah tidak layak pakai, namun dibiarkan menumpuk di sembarang tempat, termasuk di lorong dan area terbuka sekolah. Pemandangan ini tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa menjadi potensi bahaya bagi siswa yang aktif bergerak dan bermain.
“Hal seperti ini jadi pemandangan yang sudah cukup lama, kami mengira akan ada evaluasi dan perbaikan setelah dana Bos cair, namun ternyata sampai saat ini masih tetap sama,” tambah wali murid lainnya.
Orang tua menilai bahwa prestasi akademik seharusnya sejalan dengan tata kelola lingkungan yang bersih, rapi, dan sehat dalam mendukung proses belajar.
“Kami tidak ingin menyalahkan pihak sekolah atau lainnya, namun sudah saatnya ada perubahan. Memang kemana anggaran pemeliharaan dari dana Bos selama ini, bukankah dalam dana bos ada anggaran untuk pemeliharaan kelas dan Lingkungan sekolah? Dan lagipula Lingkungan yang bersih adalah bagian dari pendidikan itu sendiri,” ujar salah satu wali murid SD Negeri 17 Kuningan secara tegas.
Hingga saat berita ini terbit, belum ada konfirmasi apapun dari pihak terkait baik itu dari pihak SD Negeri 17 Kuningan ataupun dari dinas pendidikan sendiri.
(M-Red)