Mengenang Perjuangan Dan Keteladanan Kartini, Menjadikan Inspirasi Untuk Anak-Anak Kita Kelak.
Oleh : Gregorius Cristison Bertholomeus, S.H.,M.H
Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati perjuangan seorang pahlawan nasional, Raden Ajeng Kartini.
Hari ini tidak hanya merupakan pengingat akan dedikasi Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga sebuah kesempatan untuk memikirkan bagaimana visinya terus mempengaruhi dan menginspirasi perempuan Indonesia di era modern ini.
Kartini, seorang tokoh yang hidup pada awal abad ke-20, memimpin perjuangan untuk memberikan hak pendidikan dan kemandirian kepada perempuan.
Pemikiran-pemikirannya tentang kesetaraan gender, kemandirian, dan pendidikan telah menjadi landasan bagi kemajuan sosial dan ekonomi perempuan Indonesia.
Pada Hari Kartini tahun 2025 ini, kita dapat memikirkan bagaimana nilai-nilai yang dianut Kartini terus relevan dan berdampak pada masyarakat kita saat ini.
Di tengah kemajuan teknologi dan transformasi digital, perempuan Indonesia semakin menonjol dalam berbagai bidang seperti bisnis, ilmu pengetahuan, seni, politik, dan masih banyak lagi.
Sayangnya , tantangan pun masih ada.
Masih adanya kesenjangan gender yang perlu diatasi, terutama dalam akses pendidikan, kesempatan kerja, dan keterwakilan di tingkat kepemimpinan.
Hari Kartini bukan sekedar perayaan, tapi juga seruan untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi semua.
Pada Hari Kartini tahun ini, marilah kita bersama-sama merayakan prestasi perempuan Indonesia di masa lalu, menghargai peran mereka dalam membangun bangsa ini, dan membangun komitmen kita untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan setara bagi seluruh warga negara Indonesia, tanpa memandang jenis kelamin.
Sebagai perempuan Indonesia, tentu harus memiliki tanggung jawab untuk terus mengambil peran aktif dalam mewujudkan impian Kartini untuk masyarakat yang adil dan sejahtera.
Mari kita terus berjuang, belajar, dan bertumbuh bersama, mengikuti jejak Kartini dalam meraih kemerdekaan dan kesetaraan yang sejati.
Hari ini 21 April 2025 diperingati sebagai Hari Kartini.
Biasanya, pada hari ini anak-anak akan diminta oleh guru di sekolah untuk ikut merayakan dengan menggunakan pakaian adat dan mengikuti karnaval.
Bahkan yang diminta untuk ikut serta dalam berbagai ajang perlombaan seperti menulis surat untuk Kartini, membaca puisi bertema Kartini, dan lain sebagainya.
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang lebih dikenal dengan nama R.A. Kartini adalah sosok perempuan yang cerdas dan luar biasa hemat saya.
Selain dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan kesetaraan gender, Kartini juga memiliki banyak pengalaman hidup yang bisa diteladani dan menjadi inspirasi bagi anak-anak, seperti :
1). PANTANG MENYERAH.
Walaupun ia lahir dan besar di tengah keluarga bangsawan, tetapi nyatanya kehidupan Kartini masih diwarnai banyak ketidakadilan dan ketidaksetaraan.
Misalnya saat ia telah menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) pada usia 12 tahun.
Pada saat itu kebebasannya untuk mencari tahu dan belajar banyak hal harus dihentikan oleh tradisi pingit.
Dan ia pun harus menikah dengan laki-laki yang tidak dikenal.
Kartini tidak menyerah begitu saja, ia tidak ingin hanya menjadi perempuan yang ‘manut’ dan ‘pasrah’.
Akhirnya, demi memajukan para wanita Indonesia, dalam masa pingitan, Kartini membuka sekolah untuk anak-anak perempuan yang tinggal di sekitar rumahnya.
Ia mengajarkan membaca, menulis, berhitung, bernyanyi, dan keterampilan lainnya.
Sikap pantang menyerah dari Kartini ini bisa jadi teladan yang dapat semua Ibu di Indonesia ajarkan pada si kecil.
Tanamkan pada diri anak sikap pantang menyerah, agar kelak mereka dapat menjadi sosok yang berani memperjuangkan mimpi dan tujuan hidupnya kelak.
2). BERTEMAN DENGAN SIAPA SAJA.
Kartini merupakan sosok yang sederhana, bersahaja, rendah hati dan dikenal sebagai pribadi yang humble.
Ia sangat mudah berbaur dan berteman dengan siapa saja, tanpa membedakan status sosial.
Karena sikap tersebutlah, Kartini memiliki banyak teman.
Baik dari dalam maupun luar Indonesia.
Belajar dari hal ini, Setiap ibu bisa ajarkan pada si kecil untuk bersikap ramah, rendah hati, serta tidak membeda-bedakan teman.
Bertemanlah dengan siapa saja tanpa memandang status sosial, suku, agama, dan ras agar mereka memiliki banyak teman.
Bila perlu, katakan padanya bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain.
Sehingga mereka dapat menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan sesama manusia.
3). PATUH DAN MENGHORMATI ORANG TUA.
Walaupun memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda dari orangtuanya, tetapi Kartini tidak pernah benci atau bersikap buruk pada orangtuanya.
Ia tetap menjadi anak yang santun, patuh dan hormat pada keputusan orangtuanya.
Begitupun pada masa sekarang.
Selayaknya hubungan anak dan orangtua, Ibu dan si kecil pun pasti sering berbeda pendapat.
Untuk menanamkan sikap patuh dan hormat pada anak, hal utama yang perlu Bunda lakukan adalah mendengarkan apa yang menjadi keinginan mereka.
Kemudian, ajak mereka bicara dari hati ke hati sampai Bunda dan si kecil menemukan jalan tengah atau kesepakatan terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak.
4). BERANI BERMIMPI.
Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi.
Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup.
Kehidupan yang sebenarnya kejam”.
Begitulah, salah satu kalimat mutiara dari Kartini.
Mimpi sangat erat kaitannya dengan cita-cita.
Tanyakan pada si kecil apa yang menjadi cita-citanya dan beri kebebasan kepadanya untuk menggapai cita-citanya.
Tekankan bahwa ia bisa meraih apapun yang menjadi mimpi atau cita-citanya selama ia terus berusaha dan pantang menyerah seperti yang dilakukan Kartini dulu.