Tantangan Koperasi Kredit (Kopdit) Di Kabupaten Sikka Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

- Penulis Berita

Selasa, 22 Oktober 2024 - 06:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tantangan Koperasi Kredit (Kopdit) Di Kabupaten Sikka Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Oleh : Martonsius Juang.

Kabupaten Sikka, yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah lama dikenal sebagai pusat pertumbuhan koperasi kredit atau yang sering disebut Kopdit.
Kabupaten ini menjadi rumah bagi beberapa koperasi kredit berskala besar yang berhasil tumbuh hingga bertaraf nasional, dengan aset mencapai triliunan rupiah.
Kopdit di wilayah ini, seperti KSP Kopdit Obor Mas dan KSP Kopdit Pintu Air, telah memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui berbagai program keuangan yang menawarkan suku bunga rendah, pendidikan keuangan, dan berbagai manfaat sosial lainnya.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Kopdit di Kabupaten Sikka menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Tantangan ini datang dari lembaga keuangan mikro (LKM) yang sering kali lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “koperasi harian” atau “koperasi mingguan.”
LKM ini secara agresif memperluas jaringan mereka, tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga hingga ke pelosok desa dan kampung-kampung terpencil.
Mereka menawarkan produk yang tampak sangat menggiurkan bagi masyarakat yang membutuhkan akses kredit cepat, meskipun dengan bunga yang sangat tinggi, berkisar antara 10 hingga 25 persen per bulan.
Sementara Kopdit menawarkan bunga pinjaman yang jauh lebih rendah, LKM telah berhasil menarik perhatian masyarakat dengan keunggulan utama mereka, yaitu kecepatan dan kemudahan layanan.

Pesatnya Pertumbuhan LKM dan Dampaknya Terhadap Kopdit.

Lembaga keuangan mikro di Kabupaten Sikka beroperasi dengan metode yang sangat sederhana namun efektif.
Mereka menawarkan pinjaman dengan jumlah kecil, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp5 juta, dengan sistem pembayaran harian atau mingguan.
Kecepatan dalam memberikan pinjaman dan kemudahan dalam administrasi membuat LKM ini sangat diminati oleh masyarakat yang memerlukan dana cepat. Proses pinjaman di LKM biasanya hanya membutuhkan dokumen sederhana, seperti fotokopi KTP, tanpa adanya persyaratan survei mendalam atau pengajuan yang berbelit-belit.
Uang pinjaman dapat cair dalam hitungan jam setelah pengajuan.

Hal ini kontras dengan sistem yang dijalankan oleh koperasi kredit.
Meskipun koperasi kredit menawarkan suku bunga yang lebih rendah, berkisar antara 0,5 persen hingga 2,5 persen per bulan, proses pengajuan pinjaman di koperasi kredit cenderung lebih panjang.
Anggota koperasi harus melalui serangkaian proses administratif, termasuk pengajuan formal, survei kelayakan, dan evaluasi, yang dapat memakan waktu hingga beberapa hari sebelum pinjaman disetujui dan dicairkan.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi koperasi kredit, mengingat kebutuhan masyarakat akan akses pinjaman cepat.

LKM telah menunjukkan kemampuannya dalam membaca kebutuhan masyarakat dengan menawarkan solusi yang cepat dan praktis.
Sementara koperasi kredit menawarkan keuntungan jangka panjang seperti suku bunga rendah, asuransi jiwa, pembagian dividen dari sisa hasil usaha (SHU), serta manfaat sosial lainnya, LKM menawarkan kemudahan dan kecepatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mendesak masyarakat yang sering kali tidak bisa menunggu lama untuk mendapatkan akses kredit.

Alasan Masyarakat Lebih Memilih LKM Meski Bunga Tinggi.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan masyarakat lebih memilih lembaga keuangan mikro meskipun bunga yang ditawarkan sangat tinggi adalah kecepatan layanan dan kemudahan prosedur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengguna jasa LKM, banyak dari mereka yang mengungkapkan bahwa ketika dalam kondisi terdesak, mereka lebih mengutamakan layanan cepat daripada memikirkan besarnya bunga yang harus dibayar.
“Biar bunga besar, yang penting kami butuh cepat dilayani,” ujar seorang ibu penjual sayur di pasar Alok, Sikka, yang meminjam Rp1 juta dan harus mengangsur Rp40 ribu setiap hari selama 30 hari.
Dalam situasi seperti ini, masyarakat cenderung mengabaikan besarnya bunga dan lebih fokus pada kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.

Hal ini semakin menegaskan apa yang pernah disampaikan oleh Prof. Dr. Rhenald Kasali dalam sebuah seminar koperasi pada Rapat Anggota Tahunan Nasional (Ratnas) Induk Koperasi Kredit Indonesia di Kupang, tahun 2022.
Menurut beliau, kepuasan pelanggan atau nasabah tidak hanya ditentukan oleh suku bunga yang rendah, tetapi juga oleh kecepatan pelayanan. Bagi masyarakat yang sudah terdesak oleh kebutuhan finansial, kecepatan pencairan dana menjadi prioritas utama.
Hal ini menjelaskan mengapa meskipun suku bunga pinjaman di LKM sangat tinggi, masyarakat tetap tertarik untuk menggunakan layanan tersebut.

Kelebihan Koperasi Kredit yang Tidak Dimiliki oleh LKM
Meskipun LKM menawarkan kecepatan dan kemudahan, koperasi kredit sebenarnya memiliki berbagai kelebihan yang jauh lebih menguntungkan bagi anggota dalam jangka panjang.
Beberapa kelebihan tersebut antara lain:

1. Suku Bunga Rendah :
Salah satu keunggulan utama koperasi kredit adalah suku bunga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan LKM.
Koperasi kredit biasanya menawarkan suku bunga berkisar antara 0,5 persen hingga 2,5 persen per bulan, baik dengan sistem bunga efektif maupun bunga flat.
Hal ini jelas jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan LKM yang mematok bunga hingga 25 persen per bulan.

2. Kemudahan Angsuran :
Berbeda dengan LKM yang mengharuskan nasabah melakukan pembayaran setiap hari atau minggu, koperasi kredit memberikan keleluasaan kepada anggotanya untuk melakukan angsuran bulanan.
Hal ini memberikan ruang bagi anggota untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, sehingga perputaran modal usaha dapat lebih optimal.

3. Asuransi Jiwa dan Perlindungan Kesehatan :
Koperasi kredit umumnya menyediakan perlindungan asuransi bagi anggotanya.
Jika seorang anggota mengalami kecelakaan atau meninggal dunia, koperasi kredit akan memberikan santunan kepada ahli waris, dan pinjaman yang belum lunas akan otomatis dianggap lunas karena diasuransikan.
Selain itu, beberapa koperasi kredit juga memberikan santunan biaya perawatan jika anggota sakit.

4. Pembagian Deviden :
Salah satu keuntungan unik menjadi anggota koperasi kredit adalah pembagian deviden dari sisa hasil usaha (SHU) koperasi di akhir tahun.
Karena anggota adalah pemilik koperasi, mereka berhak mendapatkan keuntungan dari hasil usaha koperasi dalam bentuk dividen.
Ini adalah manfaat yang tidak akan didapatkan oleh nasabah LKM, karena LKM dimiliki oleh satu atau dua orang dan hanya berfokus pada keuntungan pribadi pemilik.

5. Pendidikan dan Pelatihan :
Koperasi kredit sering kali menyediakan program pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, terutama dalam hal manajemen keuangan dan pengembangan usaha. Dengan adanya program ini, anggota koperasi kredit dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola keuangan, baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.

LKM: Lembaga Keuangan Tanpa Badan Hukum Koperasi.

Ironisnya, meskipun banyak masyarakat yang menyebut LKM sebagai “koperasi harian” atau “koperasi mingguan,” kenyataannya tidak semua LKM memiliki badan hukum baik LKM maupun koperasi.
Banyak dari mereka yang beroperasi sebagai lembaga keuangan tanpa izin resmi dari otoritas koperasi atau pemerintah.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait legalitas dan perlindungan konsumen. LKM yang tidak memiliki badan hukum koperasi sering kali beroperasi tanpa pengawasan yang memadai dari pemerintah, sehingga rentan terhadap praktik-praktik yang tidak etis, seperti pengenaan bunga yang sangat tinggi dan tidak transparan.

Pemerintah, khususnya Dinas Koperasi dan bagian pengawasan koperasi, perlu lebih aktif dalam memantau dan mengatur operasi LKM di Kabupaten Sikka.
Jika tidak diawasi dengan baik, keberadaan LKM yang tidak terdaftar sebagai koperasi resmi dapat merugikan masyarakat, baik dari segi bunga pinjaman yang tinggi maupun dari ketidakpastian perlindungan hukum bagi nasabah.

Kompetisi Baru: Mekaar dari PT PNM.

Selain menghadapi persaingan dari LKM swasta, koperasi kredit di Kabupaten Sikka juga harus bersaing dengan lembaga keuangan mikro milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang dijalankan oleh PNM telah menarik perhatian banyak masyarakat, terutama kaum ibu.
Program ini menawarkan pinjaman dengan bunga rendah melalui sistem tanggung renteng, di mana satu kelompok ibu-ibu yang terdiri atas 10 hingga 20 orang bertanggung jawab bersama dalam pembayaran angsuran.
Jika salah satu anggota kelompok gagal membayar, angsurannya akan ditanggung oleh anggota kelompok lainnya.

Mekaar telah menyebar hingga ke pelosok-pelosok desa dan kampung, dengan angsuran mingguan yang didahului oleh pertemuan kelompok bersama staf PNM.
Meski suku bunga pinjaman lebih rendah dibandingkan LKM swasta, sistem angsuran mingguan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang menggunakan dana pinjaman untuk keperluan konsumtif atau usaha dengan margin keuntungan rendah.

Program Mekaar ini juga menjadi pesaing kuat bagi koperasi kredit, karena PNM sebagai lembaga keuangan milik BUMN memiliki dukungan yang kuat dari pemerintah dan jaringan yang luas.
Meskipun demikian, koperasi kredit tetap memiliki peluang untuk bersaing, terutama jika mereka mampu menawarkan produk dan layanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Evaluasi dan Langkah Strategis Koperasi Kredit.

Untuk menghadapi tantangan dari LKM dan tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat, koperasi kredit di Kabupaten Sikka perlu melakukan evaluasi dan strategi inovatif.
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil oleh koperasi kredit:

1. Meningkatkan Kecepatan Pelayanan :
Kecepatan pelayanan, terutama dalam pencairan pinjaman, adalah salah satu faktor utama yang harus diperbaiki oleh koperasi kredit.
Penggunaan teknologi digital dapat menjadi solusi untuk mempersingkat proses pengajuan pinjaman.
Aplikasi mobile atau platform online bisa dikembangkan untuk memudahkan anggota dalam mengajukan pinjaman dan mendapatkan keputusan lebih cepat, sehingga koperasi kredit dapat bersaing dengan LKM dalam hal kecepatan layanan.

2. Penyederhanaan Prosedur Administrasi :
Koperasi kredit perlu menyederhanakan prosedur administrasi mereka tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian.
Penggunaan data digital, evaluasi online, dan sistem pemeringkatan anggota berdasarkan rekam jejak pembayaran dapat membantu mempercepat proses penilaian kredit dan pencairan dana.

3. Meningkatkan Edukasi Masyarakat :
Salah satu hal yang sering kali diabaikan oleh koperasi kredit adalah pentingnya edukasi masyarakat tentang manfaat jangka panjang bergabung dengan koperasi.
Koperasi harus lebih aktif dalam mensosialisasikan manfaat yang mereka tawarkan, seperti suku bunga rendah, asuransi jiwa, pembagian deviden, serta pendidikan keuangan.
Edukasi yang baik akan membantu masyarakat untuk lebih memahami keuntungan yang akan mereka dapatkan sebagai anggota koperasi kredit dibandingkan dengan LKM yang hanya menawarkan kredit cepat dengan bunga tinggi.

4. Inovasi Produk Pinjaman :
Koperasi kredit perlu mengembangkan produk-produk baru yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Misalnya, koperasi kredit bisa menawarkan produk pinjaman mikro dengan pencairan lebih cepat dan tanpa agunan, tetapi dengan batas plafon yang lebih rendah dan suku bunga yang tetap kompetitif.

5. Digitalisasi Sistem Operasional :
Dengan kemajuan teknologi informasi, koperasi kredit dapat memperkenalkan sistem operasional yang berbasis digital.
Hal ini akan memudahkan anggota untuk memantau keuangan mereka, melakukan pembayaran angsuran, atau mengajukan pinjaman secara online tanpa harus datang langsung ke kantor koperasi.
Digitalisasi juga akan meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional koperasi kredit.

6. Pengembangan Kemitraan :
Koperasi kredit juga dapat mengembangkan kemitraan dengan pemerintah daerah, BUMN, atau lembaga keuangan lain yang memiliki visi dan misi serupa dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Kolaborasi dengan pihak lain dapat membuka peluang baru bagi koperasi kredit untuk memperluas jangkauan layanan dan mendapatkan dukungan yang lebih besar dalam pengembangan usaha mereka.

7. Meningkatkan Loyalitas Anggota :
Salah satu cara untuk menghadapi persaingan dengan LKM adalah dengan meningkatkan loyalitas anggota koperasi kredit.
Koperasi bisa melakukan ini dengan memperkuat komunikasi dan membangun rasa kebersamaan di antara anggotanya.
Selain itu, program-program yang memberikan manfaat langsung kepada anggota, seperti pinjaman tanpa bunga atau diskon khusus bagi anggota yang setia, bisa menjadi cara efektif untuk mempertahankan anggota dan menarik anggota baru.

Kesimpulan.

Koperasi kredit di Kabupaten Sikka memiliki posisi yang kuat dalam perekonomian lokal, namun tantangan dari lembaga keuangan mikro (LKM) dan program Mekaar PNM tidak bisa diabaikan.
Untuk tetap bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat, koperasi kredit harus melakukan inovasi dalam layanan mereka, mempercepat proses administrasi, meningkatkan edukasi kepada masyarakat, serta mengembangkan produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.

Kunci keberhasilan koperasi kredit dalam menghadapi tantangan ini terletak pada kemampuannya untuk mengadaptasi perubahan, sambil tetap menjaga nilai-nilai utama koperasi, yaitu kebersamaan, gotong royong, dan kesejahteraan bersama.
Dengan melakukan pembenahan di berbagai aspek operasional, koperasi kredit di Kabupaten Sikka tidak hanya akan mampu bertahan, tetapi juga bisa berkembang lebih pesat dan menjadi lembaga keuangan yang tetap relevan dan dihormati di mata masyarakat.

Martonsius Juang.

GELSON _ PATROLINEWS86.COM

Berita Terkait

Satlantas Polres Pekalongan Bersama Dishub Laksanakan Ramcek di Garasi ZIFA Trans
MOMENTUM HARI SANTRI 2024, PJS BUPATI HARAPKAN SANTRI TERUS BERINOVASI
Momentun Hari Santri 2024 Pjs Bupati Pekalongan Harapkan Santri Terus Berinovasi.
Harga Sayuran Anjlok Hingga 90 %, Pjs Bupati Tinjau Kelompok Tani di Kecamatan Petungkriyono
Relawan Sedulur Jateng Hebat ANDHIKA – HENDI Bantu Air Bersih di Kabupaten Wonogiri.
Police Goes to School, Satlantas Polres Pekalongan Ajak Siswa-Siswi MTs Ma’ arif Karanganyar Tertib Berlalu Lintas
Semangat Sumpah Pemuda, Semangat Berliterasi
Satlantas Polres Pekalongan Sosialisasikan Tertib Berlalu Lintas di CFD Kajen
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 06:24 WIB

Kebakaran Besar Melanda Deretan Kios Serta Warung Di Kawasan Belakang Pasar Alok, Maumere.

Selasa, 6 Agustus 2024 - 18:01 WIB

Gulala Guci Tegal Gelar Mengajar Bersama Anak SD Untuk Perkenalkan Dunia Perhotelan 

Selasa, 25 Juni 2024 - 23:26 WIB

Dipamerkan di Paseban Tri Panca Tunggal ada Wayang Usia 200 tahun

Minggu, 23 Juni 2024 - 18:56 WIB

Demi Untuk Memuaskan Pengunjung Pengelola Objek Wisata Waduk Darma Harus Merevitalisasi Sarana Bermain Anak-Anak Agar Lebih Layak

Minggu, 28 April 2024 - 07:38 WIB

Pusat Gempa di Garut Guncangannya terasa sampai ke daerah Lain

Selasa, 16 April 2024 - 20:08 WIB

Libur Idul Fitri 2024, Destinasi Wisata di Majalengka Kian Diminati, PJ Dedi Supandi: H+4 Meningkat Hingga 300%

Minggu, 14 April 2024 - 15:16 WIB

Libur Lebaran, Jumlah Pengunjung Watter Boom Mini Soccer Membludak

Sabtu, 9 Maret 2024 - 09:59 WIB

Lestarikan Budaya, Kapolri Buka Wiwitan Pasa II di Yogyakarta

Berita Terbaru