Cirebon patrolinews86.com -Tradisi Ngunjung Buyut bisa diartikan secara umum adalah sesuatu tradisi mengunjungi buyut di pemakaman dengan ritual doa. Tetapi doanya sudah diganti dengan berbahasa Arab dan ada tambahan perangkat khusus untuk menyempurnakan ritual tersebut. Misalnya dilakukan dengan cara berjemaah bersama dengan masyarakat sekitar dan membuat nasi tumpeng, ayam ingkung serta berbagai makanan dan buah-buahan dan dibawa ke kuburan. Upacara sedekah bumi sendiri adalah tradisi yang dilakukan pada awal bulan Muharam atau Syura. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia.
Acara ini umumnya digelar di tempat umum yang dianggap sakral seperti halaman masjid, balai desa, atau lapangan. Seperti upacara tradisional daerah kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesajen saat melakukan upacara Sedekah Bumi.
Salah satu desa yang mengadakan dan menggelar acara ini adalah Desa Keraton. Pemerintah Desa Keraton, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, mengadakan upacara adat desa Ngunjung Buyut dan Sedekah Bumi ini sebagai ciri khas daerah dan budaya bangsa Indonesia.
“Acara ini selalu dilaksanakan setiap tahun guna tetap melestarikan budaya warisan leluhur agar tidak punah tertelan waktu. Ngunjung Buyut dan sedekah bumi ini, merupakan wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan memperkuat tali silaturahmi juga melestarikan tradisi secara turun temurun di masyarakat desa Keraton,” kata kuwu Muali yang juga ketua FKKC kabupaten Cirebon. Minggu (20/11/2022).
“Untuk itu, kita sebagai generasi penerus harus dapat melestarikannya dan bahkan mengenalkan tradisi Ngunjung Buyut termasuk sedekah bumi kepada anak cucu kita juga masyarakat pada umumnya dan khususnya dilingkungan masyarakat desa Keraton,” sambung Kuwu Muali kepada media.
Kuwu Muali menjelaskan, bahwa Ngunjung Buyut dan sedekah bumi Desa Keraton, merupakan budaya turun temurun yang didalamnya tersimpan makna yang luas. Salah satu makna nya yaitu sebagai ajang silaturahmi bagi masyarakat dilingkungan wilayah desa Keraton. Karena dengan adanya kegiatan ini, masyarakatpun jadi semakin erat tali silaturahmi diberbagai kegiatannya seperti tahlilan, doa bersama dan tawasulan.
Dituturkan Kuwu Muali, untuk acara sedekah bumi sendiri sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah SWT, atas limpahan Rahmat berupa hasil bumi yang melimpah ruah. Selain itu sedekah bumi juga disilokakan untuk menyambut masa tanam dengan berharap hasil panen yang baik. Selain itu, kuwu Muali menjelaskan kembali bahwa acara Ngunjung Buyut dan sedekah bumi juga merupakan simbol penghormatan dan penghargaan masyarakat desa Keraton kepada para leluhurnya. Selain doa bersama, tahlilan dan tawasulan adanya pagelaran pentas seni budaya tradisional wayang,
“Ini bukti bahwa di gelarnya tradisi Ngunjung buyut dan sedekah bumi, Pemdes dan masyarakat di Desa Keraton merupakan masyarakat yang berbudaya, agamis dengan tetap menjaga dan mempertahankan kearipan lokal serta warisan leluhur, saya berharap dengan digelarnya acara dan kegiatan bersama masyarakat ini, masyarakat desa Keraton bisa lebih jadi masyarakat yang mandiri dan sukses. Amin” ungkapnya berharap
Mila